Jumat, 05 Desember 2014

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Persepsi Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating

BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Penelitian
Indonesia memiliki cadangan hidrokarbon yang besar dari potensi geologis. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan bagi industri minyak dan gas. Hal ini dibuktikan dengan beroperasinya perusahaan-perusahaan minyak dan gas utama dunia di Indonesia dan makin bertambah jumlah wilayah kerja eksploitasi dan eksplorasi di Indonesia setiap tahun.
Tabel.1.1 Jumlah Wilayah Kerja di Indonesia
Tahun
Wilayah Kerja Eksploitasi
Wilayah Kerja Eksplorasi
Total
Wilayah Kerja
2002
50
57
107
2003
51
59
110
2004
54
76
130
2005
57
79
136
2006
59
80
139
2007
59
110
169
2008
63
130
130
2009
67
141
208
2010
67
155
212
2011
73
172
245
(Sumber: BPMIGAS. 2012)
1
Sektor minyak dan gas (migas) merupakan penyumbang terbesar bagi perekonomian Indonesia, yakni sekitar 30 persen dari total pendapatan negara. Kondisi krisis keuangan global sejak tahun 2008 sangat berpengaruh pada kondisi ekonomi di Indonesia. Menurunnya konsumsi minyak AS menyebabkan penurunan harga minyak secara drastis dan berdampak pula pada penerimaan negara dari sektor hulu migas pada tahun 2009 mengalami penurunan yang signifikan. (Tabel.1.2). Hal tersebut merupakan potensi yang berdampak pada terhambatnya cashflow perusahaan-perusahaan migas di Indonesia terutama bagi perusahaan-perusahaan kecil yang banyak tergantung pada pendanaan luar. Kinerja keuangan perusahaan-perusahaan hulu migas mengalami perubahan yang sangat mencolok.
Tabel.1.2 Penerimaan Negara dari Sektor Hulu Migas
Tahun
APBN
(US$ Juta)
Prosentase
Realisasi
(US$ Juta)
Prosentase
2006
19,734

22,638

2007
22,203
Naik 12,51%
23,793
Naik 5,10%
2008
30,659
Naik 38,08%
35,302
Naik 48,37%
2009
19,104
Turun 37,69%
19,950
Turun 43,49%
2010
26,060
Naik 36,41%
26,497
Naik 32,82%
2011
32,406
Naik 24,35%
35,233
Naik 32,97%
(Sumber: BPMIGAS. 2012)
Karakteristik industri migas adalah padat modal yang tergolong industri berisiko tinggi, sehingga pengusaha menginginkan pengembalian keuntungan yang lebih tinggi. Menurut Partowidagdo (2009:4), “Keuntungan adalah fungsi dari produksi, harga, biaya, dan pendapatan pemerintah”. Dengan demikian perusahaan industri migas harus mengimplementasikan strategi dan teknologi yang tepat agar dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Untuk efektifitas pengelolaan dalam kondisi ini perusahaan membutuhkan implementasi sistem informasi yang canggih yang menyediakan informasi bisnis yang memadai dan diperlukan (Bouwens dan Abernethy, 2000). Salah satu implementasinya adalah melalui penerapan sistem akuntansi manajemen (SAM). SAM dapat menyediakan informasi yang terbaru serta mampu mengikuti perkembangan keadaan perdagangan yang sedang berlangsung. Semakin tinggi tingkat persaingan di pasaran perdagangan yang disebabkan oleh penggunaan teknologi produksi yang modern, deregulasi ekonomi dan penswastaan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah, menyebabkan para pengambil keputusan merasakan bahwa penggunaan SAM (Sistem Akuntansi Manajemen) sangat penting (Bromwich, 1990).
Selain akibat krisis keuangan global, keadaan lingkungan bisnis di Indonesia saat ini dapat dikatakan tidak menentu dan dapat menimbulkan dampak ketidakpastian lingkungan dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial. Dalam kondisi ketidakpastian (contingency) yang dihadapi perusahaan migas, diperlukan informasi yang sesuai terutama informasi akuntansi dan informasi non akuntansi agar kinerja managerial meningkat. Karakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi akan menjadi lebih efektif apabila mendukung kebutuhan pengguna informasi atau pengambil keputusan. Ini sejalan dengan pendekatan kontijensi (Outley, 1980). Jika tingkat keadaan ketidakpastian lingkungan itu relatif tinggi maka para pengambil keputusan akan memerlukan informasi yang banyak jumlahnya dan luas cakupannya, sehingga sasaran kinerja yang akan dicapai dapat terlaksana. Dalam penelitian sistem akuntansi manajemen, pendekatan kontinjensi diperlukan untuk mengevaluasi faktor kondisional yang menyebabkan sistem akuntansi manajemen menjadi lebih efektif.
Ketidakpastian lingkungan pun muncul dari adanya penurunan produksi minyak dan naik turunnya produksi gas dan kondensat di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh sedikitnya penemuan akibat lesunya eksplorasi di Indonesia. Kegagalan industri migas dalam merealisasikan target produksi seperti yang diharapkan pasar mengakibatkan proyeksi investasi untuk peningkatan produksi menjadi tidak pasti juga merupakan salah satu faktor ukuran kuantitatif output kinerja manajerial.
Tabel.1.3 Produksi Nasional Minyak, Kondensat dan Gas di Indonesia
Tahun
Minyak
(MBOEPD)
Kondensat
(MBOEPD)
Gas
(MBOEPD)
Total
Produksi
(MBOEPD)
Prosentase
Kenaikan/
Penurunan
2000
1273
142
1157
2573

2001
1209
133
1120
2462
Turun 4,31%
2002
1120
132
1381
2633
Naik 6,94
2003
1013
134
1437
2584
Turun 1,86%
2004
967
129
1422
2518
Turun 2,55%
2005
935
127
1393
2455
Naik 2,56%
2006
883
123
1364
2370
Turun 3,46%
2007
836
118
1297
2252
Turun 4,97%
2008
853
124
1329
2305
Naik 2,35%
2009
826
122
1418
2367
Naik 2,69%
2010
824
120
1577
2522
Naik 2,55%
2011
794
108
1499
2401
Turun 4,80%
(Sumber: BPMIGAS. 2012)
Menurut Mia dan Chenhall (1994) peranan dari sistem akuntansi manajemen dalam membantu manajer memberikan arahan serta mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi telah menyebabkan evolusi yang besar dalam SAM (Syam dan Maryasih, SNA 2006). Hal ini membutuhkan data eksternal dan data bukan keuangan yang menekankan kepada pemasaran, inovasi produk, perencaan strategik dan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan. Hasil penelitian Mia dan Clarke (1999) menyatakan bahwa penggunaan informasi SAM dapat membantu manajer dan organisasi untuk mengadopsi dan mengimplementasikan rencana-rencana mereka dalam merespon lingkungan persaingan.
Di samping itu informasi SAM dapat memudahkan pengguna (para manajer atau eksekutif) untuk mengkontrol biaya, mengukur dan meningkatkan produktivitas, dan dapat pula memberikan dukungan terhadap proses produksi (Johnson & Kaplan, 1987). Hal ini tentunya menghendaki penelitian lebih lanjut tentang kaitannya dengan penggunaan SAM dalam tingkat perubahan lingkungan yang tidak menentu (Kaplan, 1983, Shank & Govindarajan, 1989; Bromwich, 1990; Bromwich & Bhimani, 1994). Alino (2011) menguji variabel peran sistem akuntansi manajemen pada hubungan antara keanekaragaman kelompok dan kepuasan dan kualitas keputusan. Alino (2011) disimpulkan bahwa sistem akuntansi manajemen dapat memainkan peran penting dalam menentukan pengambilan keputusan, mengurangi efek negatif dari faultlines dan menimbulkan manfaat pada kepuasan. Dalam kerangka penelitian Hammad, Jusog dan Oon (2009) mengusulkan peran mediasi MAS pada dampak kinerja manajerial dan menguji sejauh mana manager menggunakan karakteristik informasi SAM.
Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Chia (1995), Fazli dan Lilis (2006), Singgih dan Andri (2012) dan Chung et al. (2012). Penelitian Chia (1995) menguji variabel kontekstual karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen (scope, timeliness, aggregation, intergration) terhadap kinerja manajerial di moderasi oleh desentralisasi. Fazli dan Lilis (2006) menguji variabel kontekstual karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen (agregasi dan scop yang luas) terhadap kinerja manajerial dimediasi persepsi ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi. Singgih dan Andri (2012) menguji variabel karakteristik informasi SAM dan desentralisasi dimoderasi oleh ketidakpastian lingkungan. Chung et al. (2012) menguji menguji variabel kontekstual  SAM  (broad scope) terhadap kinerja manajerial dimoderasi perbedaan fungsional dan dimediasi ambiguitas peran.
Hasil riset terdahulu terdapat beberapa pandangan utama berkaitan dengan hubungan sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial. Chia (1995) disimpulkan bahwa desentralisasi secara signifikan mampu menjembatani kemajuan dari masing-masing karakteristik informasi MAS dalam mempengaruhi kinerja manajerial. Fazli dan Lilis (2006), disimpulkan bahwa SAM berhubungan positif dan signifikan dengan Kinerja Organisasi yang dimediasi oleh Persepsi Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi. Singgih dan Andri (2012) disumpulkan bahwa interaksi ketidakpastian lingkungan dan karakteristik SAM berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Chung et al. (2012) disimpulkan bahwa MAS broadscope tidak secara langsung berpengaruh terhadap kinerja manajerial, tetapi melalui mediasi ambiguitas peran.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti tertarik mencoba untuk meneliti dengan mengintegrasikan penelitian-penelitian diatas. Memperluas penelitian yang dilakukan oleh Fazli dan Lilis untuk menambah 2 (dua) lagi karakteristik informasi SAM (timeliness dan intergration) selain bersifat broad scope dan aggregation, berdasarkan variabel dalam penelitian Chenhall dan Morris (1986). Hal ini sejalan dengan pendekatan kontinjensi yang dikemukakan oleh Otley (1980) bahwa tingkat ketersediaan masing–masing karakteristik informasi akuntansi manajemen tidak sama untuk segala situasi. Mengurangi variabel kontekstual (decentralization). Penelitian ini didorong oleh kebutuhan untuk lebih memperjelas hubungan antara sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial.
Metode penelitian. Chia menggunakan sampel maneger level dari perusahaan telekomunikasi di Singapura. Fazli dan Lilis menggunakan sampel maneger level menengah ke atas perusahaan manufaktur besar yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang pada kesimpulan memiliki keterbatasan minimnya objek penelitian yang hanya ada dua perusahaan manufaktur yang dapat dijadikan objek penelitian. Singgih dan Andri menggunakan sampel penelitian manager Primagama Quantum Kids di seluruh Indonesia. Chung et al. Menggunakan sampel manajer marketing, manajer produksi dan supervisor pada perusahaan emiten manufaktur elektronik di Taiwan. Objek dalam penelitian ini adalah manajer level menengah ke atas pada kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (eksploasi dan eksploitasi) di Indonesia. Kegiatan usaha hulu migas diusahakan dan dikendalikan oleh KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama).
Berdasarkan uraian diatas pula, penulis menetapkan judul penelitian ini, yaitu: Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Persepsi Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating”.

B.       Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa penerapan karakteristik informasi SAM dapat mempengaruhi kinerja manajerial. Dalam penerapan SAM, persepsi ketidakpastian lingkungan dapat mempengaruhi dalam peningkatan kinerja manajerial. Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah apakah persepsi ketidakpastian lingkungan dapat berfungsi sebagai mediasi antara informasi SAM dengan kinerja manajerial. Jika tingkat keadaan ketidakpastian lingkungan itu relatif tinggi maka para pengambil keputusan akan memerlukan informasi yang banyak jumlahnya dan luas cakupannya, sehingga sasaran kinerja yang akan dicapai dapat terlaksana. Adapun permasalahan yang timbul dalam penelitian ini yang berkaitan dengan pengaruh persepsi ketidakpastian lingkungan melalui penggunaan sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, yaitu :
1.        Apakah karakteristik SAM (broadscope, timeliness, aggregation dan integration) berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
2.        Apakah persepsi ketidakpastian memoderasi hubungan informasi SAM (broadscope, timeliness, aggregation dan integration) dengan kinerja manajerial.

C.      Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1.        Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah :
a.         Untuk mengkaji apakah pengaruh antara karakteristik informasi SAM (broadscope, timeliness, aggregation dan integration) dengan kinerja manajerial;
b.        Untuk mengkaji sejauhmana persepsi ketidakpastian lingkungan dapat memediasi antara informasi SAM (broadscope, timeliness, aggregation dan integration) dengan kinerja manajerial.
2.        Kontribusi Penelitian.
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diharapkan hasilnya akan berkontribusi secara akademik dan praktisi sebagai berikut :

a.         Memperkuat dan mendukung aplikasi dari penerapan Sistem Akuntansi Manajemen dalam organisasi, dalam teorinya, dapat meningkatkan kinerja.

b.        Memperkuat penelitian sebelumnya berkenaan dengan adanya hubungan antara ketidakpastian lingkungan dengan kinerja perusahaan.

c.         Mendukung penelitian-penelitian yang terdahulu yang berkaitan dengan hubungan antara ketidakpastian lingkungan organisasi dengan penerapan akuntansi manajemen dalam organisasi.

d.        Memperjelas faktor kontinjensi yang mempengaruhi hubungan ketidakpastian lingkungan dengan kinerja perusahaan.

e.         Bagi praktisi, yang akan mendalami lebih lanjut, penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan sebagai bahan studi banding dari hasil penelitian sebelumnya. 
f.      Memberikan peluang kepada peneliti-peneliti lain untuk membuktikan apakah dalam kerangka penelitian yang sama dapat diaplikasikan kepada jenis industri yang lain seperti perusahaan jasa, perdagangan dan lain-lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar